PERBANDINGAN AKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR DAN TEH HIJAU SERTA KOMBINASI SEBAGAI ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT

Asri Wulandari, Yunahara Farida, Shelly Taurhesia

Abstract


Daun kelor dan daun teh hijau telah terbukti berkhasiat sebagai antibakteri penyebab jerawat terhadap  S. aureus dan P. acne. Kandungan yang berkhasiat sebagai antibakteri penyebab jerawat pada daun kelor adalah kuersetin dan pada daun teh hijau adalah katekin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan P. acne pada berbagai konsentrasi ekstrak daun kelor dan teh hijau serta kombinasi ekstrak daun teh hijau dan kelor dengan rasio 1:2, 1:1 dan 2:1. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi kinetic menggunakan etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar sumuran. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus menunjukan bahwa KHM ekstrak daun kelor dan daun teh hijau berturut-turut adalah 2.5% dan 1.25% dengan zona hambat 8 mm dan 7 mm dan KHM ekstrak daun kelor dan daun teh hijau berturut-turut 2.5% dan 1.25% terhadap P. acne adalah dengan zona hambat 9 mm dan 5 mm. Aktivitas antibakteri terbaik kombinasi ekstrak daun teh hijau dan kelor pada rasio 1:2 terhadap bakteri S. aureus dan P. acne dengan zona hambat berturut-turut 16 ±  0,471 mm dan 16 ± 0,942 mm. Kontrol positive yang digunakan Mediklin® dengan zona hambat 50 mm.

Keywords


Daun kelor, daun teh hijau, S. aureus, P. acne.

Full Text:

PDF

References


Ajayi AO & Fadeyi TE. (2015). Antimicrobial Activities and Phytochemical Analysis of Moringa oleifera Leaves on Staphylococus aureus and Streptococcus species. AJPCT, 3; 10 643-653.

Andrayekti R, Mufrod & Munisih S. (2015). Pengaruh Basis Gel Sediaan Masker Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis Linn.) Pada Karakteristik Fisik Dan Aktivitas Antibakteri S. aureus ATCC 25923. Majalah Farmaseutik, 11 (2).

Astutiningsih C, Setyani W & Hindratna H. (2014). Uji Daya Antibakteri dan Identifikasi Isolat Senyawa Katekin Dari Daun Teh (Camellia sinensis L. var Assamica). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11 (2).

Astri DY. (2015). Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Biji dan Batang Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis dan Shigella sonnei. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. p. 1-9.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2014). Peraturan Kepala BPOM Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta.

Bashir S, Khan BM, Babar M, Andleeb S, Hafeez M, Ali S & Khan MF. (2014). Assesment of Bioautography and Spot Screening of TLC of Green Tea (Camellia) Plant Extracts as Antibacterial and Antioksidan Agents. Indian J.Pharm Sci, 74 (4). p. 364-370.

Departemen Kesehatan RI. (1980). Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Edisi I. DirJen POM. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Farmakope Herbal Indonesia. p 64-65.

Dunn J A, Robert A C, Richatd T, Enas, Robert J G. (2008). Novel Topically Active Antimicrobial and Anti-Inflammatorry Compounds For Acne. In: Walters, Kenneth A, editor. Dermatologic, Cosmoceutic And Cosmetic Development. New York: Informa Healthcare. h 243.

Farnsworth NR. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. J.Pharm.Sci, 55; 3. p. 225-269.

Hanani E. (2015). Analisis Fitokimia. EGC Press: Jakarta.

Hastuti NS, Taurhesia S & Wibowo AE. (2017). Aktivitas Secara In Vitro dan In Vivo Kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dan Pegagan (Centella asiatica (L). Urb.) Sebagai Gel Antijerawat. Majalah Farmasi.

Hernani & Nurdjanah R. 2009. Perkembangan Teknologi Tro. 21 (2), 33-39.

Isitua CC, Ibeh IN & Olayinka JN. (2016). Antibacterial Activity Of Moringa oleifera Lamk. Leaves on Enteric Human Pathogens. Indian Journal of Applied Research, 6 (9) : 553-556. ISSN 2249-555X.

Jawetz M & Adelberg. (1995). Mikrobiologi Kedokteran Edisi XX Terjemahan Nugroho Edi dan Maulany FF. Jakarta. EGC. p. 208, 291.

Lee JH, Shim JS, Mi-Sook Chung, Lim ST & Kim KH. (2009). In Vitro Anti-Adhesive Activity of Green Tea Extract against Pathogen Adhesion. Phytother. Res, 23, 460–466.

Roopalatha UC, Mala V. (2013). Phytochemical Analisis of Succesive Reextracts of The Leaves of Moringa oleifera Lamk. Int J Pharm Pharm Sci, 5 (3). p. 629-634.

Reygaert WC. (2014). The Antimicrobial Possibilities of Green Tea. Frontiers in Microbiology, 5 (434).

Siriwong S, Teethaisong Y, Thumanu K, Dunkhunthod B, Eumkeb G. (2016). The Synergy and Mode of Action of Quercetin Plus Amoxicillin Against Amoxicillin-Resistant Staphylococcus epidermidis. BMC Pharmacology and Toxicology,17 (39). DOI 10.1186/s40360-016-0083-8.

Sudarmaji, Mukono J & Corie I.P. (2006). Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2). p. 129-142.

Sulistyawati R & Pratiwi PY. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap Aktivitas Analgesik dan Antiinflamasi Melalui Ekspresi Enzim Siklooksigenase. Pharmaciana, 6 (1). p. 31-38.

Syah A. 2006. Taklukan Penyakit dengan Teh Hijau Cetakan 1. Agromedia Pustaka. Jakarta. p 4.

Widyaningrum N. (2013). Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) Pada Daun Teh Hijau Sebagai Antijerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi, 17 (03).




DOI: https://doi.org/10.33096/jffi.v7i2.535

Copyright (c) 2020 Asri Wulandari, Yunahara Farida, Shelly Taurhesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by:

    

    

 


ISSN: 2356-0398 | e-ISSN: 2541-2329

Editor's Address:

Third Floor Pharmacognosy-phytochemistry laboratory building, Urip Sumoharjo road km. 5 Campus II UMI, Makassar, South Sulawesi, Indonesia

Phone: +6281524045514

Fax: +62411425619

E-mail: editorjfi@umi.ac.id